Ketika berada di rumah Ayub al-Anshari, Muaz bin Jabal yang duduk berhampiran Nabi Muhamad bertanya,”Wahai pesuruh Allah, apakah yang dimaksudkan dengan ayat 18 surah an-Nabak,’Iaitu masa ditiup sangkakala, lalu kamu dating berpuak-puak ke Padang Mahsyar.’
Rasulullah saw menjawab,”Wahai Muaz, saudara bertanya perihal perkara yang berat.” Beliau memandang jauh sambil berkata, “Umatku akan dibangkitkan menjadi 10 golongan. Allah swt menyusun mereka, ada yang berbentuk babi, ada yang berjalan terbalik dengan kaki di atas dan muka di bawah sambil terseret-seret, ada yang dalam keadaan buta dan berjalan sambil merayap, ada yang tuli dan bisu, ada yang menjulur lidah dan mengeluarkan cairan yang menjijikan, ada yang dalam keadaan tangan dan kakinya terpotong, ada yang kepalanya disalibkan pada tiang-tiang api, ada yang berbau lebih busuk daripada bangkai dan ada yang memakai pakaian ketat tetapi pakaian itu membuat kulitnya terkoyak.
………………………………………………………………………………………
Mengapa golongan2 tersebut menjadi sedemikian rupa?
- Orang yang berbentuk monyet - para penyebar fitnah yang memecah belahkan masyarakat
- Orang yang berbentuk babi - pemakan harta yang haram
- Orang yang kepalanya terbalik - adalah pemakan riba
- Orang yang buta - penguasa yang zalim
- Orang yang buta dan tuli - mereka yang takjub dengan perbuatan sendiri
- Orang yang menjulurkan lidah dan mengeluarkan bauan yang menjijikan - para ulama ataupun hakim yang perbuatannya bertentangan dengan perkataannya
- Orang yang dipotong kaki dan tangan - mereka yang menyakiti jiran tetangga
- Orang yang disalibkan pada tiang api - para pembisik penguasa bagi memburukkan manusia lain
- Orang yang baunya lebih busuk daripada bangkai - mereka yang pekerjaannya hanya mengejar kesenangan jasmani dan tidak menunaikan hak2 Allah dalam hartanya
- Orang yang dicekik oleh pakaiannya sendiri - mereka yang sombong dan takbur
Maka, hadis tersebut telah menerangkan kepada kita keadaan manusia pada hari kiamat kelak. Semua benda akan kembali kepada Allah dengan rupa yang sama, namun manusia belum tentu akan kembali kepada Allah dengan rupa manusia juga. Kita mesti tertanya, apakah yang menentukan bentuk kita ketika kembali kepada Tuhan?
Jawapannya….perkara yang menentukan bentuk kita kelak dan sekarang ini adalah amal atau perbuatan-perbuatan kita. Kita akan dapat tahu siapa diri kita sebenar setelah kita menghembuskan nafas yang terakhir.
kasut&karipap: untuk diri sendiri dan saudara-saudara ku..
Tiada ulasan:
Catat Ulasan